01 Juli 2009

Dolar Menguat, Rupiah Jadi 10.230/US$
Menguatnya dolar juga telah menjatuhkan harga minyak dunia hingga 2 persen.
Rabu, 1 Juli 2009, 08:51 WIB
Hadi Suprapto

Menguatnya dolar Amerika (US$) terhadap sejumlah mata uang dunia membuat nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank perdagangan Rabu, 1 Juli 2009 terkoreksi. Pada pukul 08.35 WIB, rupiah melemah 22 poin (0,22 persen) ke 10.230 per US$. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia berada pada Rp 10.225 per US$.

Menguatnya dolar juga telah menjatuhkan harga minyak dunia hingga 2 persen. Perdagangan semalam di Nymex, minyak mentah benchmark, Light Sweet, turun US$ 1,60 ke posisi US$ 68,89 per barel, setelah sempat menguat hingga level tertinggi dalam delapan bulan terakhir, pada posisi US$ 73,38 per barel.Meski demikian, Bank Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di bawah kisaran Rp 11 ribu per dolar sampai akhir 2009.

Menurut Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono, perkiraan Bank Indonesia sampai akhir tahun kisarannya adalah Rp 10.500 - 11.000 per US$. "Kami memperkirakan nilai tukar akan terus membaik," kata dia di DPR, Selasa kemarin, 30 Juni 2009. Dalam laman transaksi Bloomberg, dolar Australia melemah 0,25 persen ke US$ 0,804, yen Jepang melemah 0,34 persen ke 96,690 per US$, dan dolar Singapura juga melemah 0,18 persen ke 1,450 per US$. Sedangkan dolar Hong Kong menguat tipis 0,0006 persen ke 7,750 per US$. Di Eropa, mata uang euro melemah 0,11 persen ke US$ 1,4017 dan pound sterling melemah 0,16 persen ke US$ 1,643.

Proyeksi likuiditas Bank Indonesia hari ini, pada pukul 08.30, menunjukkan likuiditas di pasar domestik turun dari Rp 38,33 triliun pada pada perdagangan kemarin, menjadi Rp 32,21 triliun. Instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo mencapai Rp 31,88 triliun, naik dibandingkan dengan perdagangan kemarin, Rp 22,81 triliun. Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat naik menjadi Rp 1,50 triliun dari transaksi sebelumnya Rp 1,21 triliun.

MUngkinkah Rupiah Mampu Melanjutkan Penguatan

Rupiah Lanjutkan Penguatan Terbatas
Natascha dan Ahmad Munjin

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (1/7) masih berpotensi melanjutkan penguatan. Namun, permintaan dolar AS yang masih besar akan menahan pergerakan rupiah lebih lanjut.
Pengamat pasar valas Bayu Aini memprediksi rupiah hari ini berpeluang menguat akibat tertekannya dolar AS. Namun pergerakan mata uang lokal ini masih cenderung terbatas karena permintaan dolar akhir bulan terutama korporat dan BUMN.

"Rupiah akan bergerak di level 10.100-10.300 per dolar AS,"
Menurut Bayu, dolar melemah akibat beredarnya spekulasi diversifikasi cadangan devisa China. Sebagai pemegang cadangan devisa terbesar, beralihnya Negari Tirai Bambu ini dari dolar AS akan menekan mata uang negara AS tersebut.
"Mata uang emerging market pun akan mendapat minat trading yang tinggi dari investor akibat munculnya risk apetite," katanya.

Ia menuturkan, para spekulan mengeluarkan isu diversifikasi setiap kali dolar menguat untuk menekan dolar. Selain itu, pelemahan dolar juga dipicu kondisi ekonomi AS yang masih underpressure.
"Hal ini membuat nilai tukar mata uang AS kehilangan poin dan terdepresiasi terhadap mata uang lain," paparnya.

Sementara itu, kondisi market masih volatile menunggu rilis data kenaikan tenaga kerja AS. Pasar berekpektasi, data ini masih memburuk dan akan menekan pergerakan dolar AS. Ini berarti, rencana The Fed menaikkan suku bunga acuannya tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Frans Darwin Sinurat, analis valas dari Bank Century, memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak menguat. Hal ini terjadi seiring ekspektasi terkendalinya inflasi Juni 2009 di level 0,3%.
Menurutnya, bila inflasi terkendali, BI rate berpeluang turun. Namun jika inflasi tinggi dan suku bunga acuan belum bisa berubah, rupiah berpeluang melemah ke level 10.250.
"Namun saya yakin rupiah akan menguat ke level 10.150. Kalaupun melemah tidak akan melampaui 10.250,”.
Ia menuturkan, pelaku pasar masih wait and see terhadap pilpres. Akibatnya, pergerakan rupiah sejak kemarin tidak terlalu lebar antara 10.200 hingga 10.300 per dolar AS.
Menurutnya, rupiah berpeluang menguat pada pilpres 8 Juli, terutama bila pesta demokrasi ini berjalan aman dan lancar." Kalau semuanya berjalan aman dan mulus, rupiah bisa menembus level di bawah 10 ribu sangat terbuka lebar dan investor percaya untuk berinvestasi ke Indonesia," imbuhnya.

Kurs rupiah di pasar spot valas antarbank Jakarta, Selasa (30/6) menguat 80 poin terhadap dolar AS menjadi 10.205. Demikian pula nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya. Rupiah terhadap dolar Singapura menguat ke Rp7.063,34, atas dolar Hong Kong naik menjadi Rp1.318,03, terhadap dolar Australia melemah ke Rp8.303,26 dan atas Euro ditutup menguat ke level Rp14.426,13.

Sementara itu mata uang kawasan mendominasi penguatan terhadap dolar AS. Hanya dua mata uang yang yang melemah. Dolar Australia turun 0,54% menjadi 0.812 dan dolar New Zealand yang terkoreksi 0,22% terhadap dolar AS ke level 0.652.
Selebihnya mata uang kawasan menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,50% ke angka 95.577, dolar Hong Kong terangkat 0,0019% ke posisi 7.750, dolar Singapura terapresiasi 0,28% menjadi 1.447, dolar Taiwan terdongkrak 0,37% ke angka 32.812, won Korsel merangkak naik 0,94% ke level 1.273 per dolar AS.

Begitu juga dengan peso Filipina yang menanjak 0,37% ke posisi 48.120, rupee India merambat naik 0,33% menjadi 47.945, yuan China menguat 0,033% ke angka 6.831, ringgit Malaysia melambung 0,63% ke posisi 3.518, dan baht Thailand terkerek naik.