12 Agustus 2009

RUPIAH MASIH PADA LEVEL 9.900

Rupiah Masih Pada Level 9.900
Pada pukul 08.20 WIB, rupiah tercatat melemah 6 poin atau 0,08 persen ke 9.920 per US$.
Rabu, 12 Agustus 2009, 08:45 WIB
Hadi Suprapto


VIVAnews - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank perdagangan Rabu, 12 Agustus 2009, masih berada pada level 9.900 per dolar Amerika. Pada data transaksi valuta asing di Bloomberg, pukul 08.20 WIB, rupiah tercatat melemah 6 poin atau 0,08 persen ke 9.920 per US$. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia berada pada 9.945 per US$.

Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, nilai tukar rupiah akan menguat mendekati Rp 9.700 per dolar AS hingga akhir tahun. Bahkan, tahun depan, dia memprediksikan bisa menguat hingga berada pada level Rp 9.500.Prediksi ini, jelas jauh lebih optimistis dibandingkan target pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010, sebesar Rp 10.000 per dolar AS. "Meski ekpsor mulai membaik, aliran modal masih masuk terus," kata Faisal kepada VIVAnews di Surabaya, awal pekan ini.

Pada jam yang sama, sejumlah mata uang di Asia Pasifik bergerak cenderung menguat. Yen Jepang melemah 0,005 persen ke 96,000 per US$. Dolar Hong Kong menguat tipis 0,002 persen ke leval 7,7506 per US$. Dolar Australia juga menguat 0,13 persen ke US$ 0,8301, dolar Singapura menguat 0,08 persen ke 1,4469 per US$. Di pasar Eropa, mata uang euro menguat 0,09 persen ke US$ 1,4162, dan pound sterling menguat 0,13 persen ke US$ 1,6500.

Bank Indonesia memproyeksikan, likuiditas hari ini, pada pukul 08.30, di pasar domestik naik dari Rp 17,7 triliun pada perdagangan kemarin menjadi Rp 26,8 triliun.

Instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo mencapai Rp 34,63 triliun, naik dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, Rp 21,03 triliun.Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat turun menjadi Rp 1,50 triliun dari transaksi sebelumnya Rp 2,2 triliun. hadi.suprapto@vivanews.com

01 Juli 2009

Dolar Menguat, Rupiah Jadi 10.230/US$
Menguatnya dolar juga telah menjatuhkan harga minyak dunia hingga 2 persen.
Rabu, 1 Juli 2009, 08:51 WIB
Hadi Suprapto

Menguatnya dolar Amerika (US$) terhadap sejumlah mata uang dunia membuat nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank perdagangan Rabu, 1 Juli 2009 terkoreksi. Pada pukul 08.35 WIB, rupiah melemah 22 poin (0,22 persen) ke 10.230 per US$. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia berada pada Rp 10.225 per US$.

Menguatnya dolar juga telah menjatuhkan harga minyak dunia hingga 2 persen. Perdagangan semalam di Nymex, minyak mentah benchmark, Light Sweet, turun US$ 1,60 ke posisi US$ 68,89 per barel, setelah sempat menguat hingga level tertinggi dalam delapan bulan terakhir, pada posisi US$ 73,38 per barel.Meski demikian, Bank Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di bawah kisaran Rp 11 ribu per dolar sampai akhir 2009.

Menurut Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono, perkiraan Bank Indonesia sampai akhir tahun kisarannya adalah Rp 10.500 - 11.000 per US$. "Kami memperkirakan nilai tukar akan terus membaik," kata dia di DPR, Selasa kemarin, 30 Juni 2009. Dalam laman transaksi Bloomberg, dolar Australia melemah 0,25 persen ke US$ 0,804, yen Jepang melemah 0,34 persen ke 96,690 per US$, dan dolar Singapura juga melemah 0,18 persen ke 1,450 per US$. Sedangkan dolar Hong Kong menguat tipis 0,0006 persen ke 7,750 per US$. Di Eropa, mata uang euro melemah 0,11 persen ke US$ 1,4017 dan pound sterling melemah 0,16 persen ke US$ 1,643.

Proyeksi likuiditas Bank Indonesia hari ini, pada pukul 08.30, menunjukkan likuiditas di pasar domestik turun dari Rp 38,33 triliun pada pada perdagangan kemarin, menjadi Rp 32,21 triliun. Instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo mencapai Rp 31,88 triliun, naik dibandingkan dengan perdagangan kemarin, Rp 22,81 triliun. Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat naik menjadi Rp 1,50 triliun dari transaksi sebelumnya Rp 1,21 triliun.

MUngkinkah Rupiah Mampu Melanjutkan Penguatan

Rupiah Lanjutkan Penguatan Terbatas
Natascha dan Ahmad Munjin

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (1/7) masih berpotensi melanjutkan penguatan. Namun, permintaan dolar AS yang masih besar akan menahan pergerakan rupiah lebih lanjut.
Pengamat pasar valas Bayu Aini memprediksi rupiah hari ini berpeluang menguat akibat tertekannya dolar AS. Namun pergerakan mata uang lokal ini masih cenderung terbatas karena permintaan dolar akhir bulan terutama korporat dan BUMN.

"Rupiah akan bergerak di level 10.100-10.300 per dolar AS,"
Menurut Bayu, dolar melemah akibat beredarnya spekulasi diversifikasi cadangan devisa China. Sebagai pemegang cadangan devisa terbesar, beralihnya Negari Tirai Bambu ini dari dolar AS akan menekan mata uang negara AS tersebut.
"Mata uang emerging market pun akan mendapat minat trading yang tinggi dari investor akibat munculnya risk apetite," katanya.

Ia menuturkan, para spekulan mengeluarkan isu diversifikasi setiap kali dolar menguat untuk menekan dolar. Selain itu, pelemahan dolar juga dipicu kondisi ekonomi AS yang masih underpressure.
"Hal ini membuat nilai tukar mata uang AS kehilangan poin dan terdepresiasi terhadap mata uang lain," paparnya.

Sementara itu, kondisi market masih volatile menunggu rilis data kenaikan tenaga kerja AS. Pasar berekpektasi, data ini masih memburuk dan akan menekan pergerakan dolar AS. Ini berarti, rencana The Fed menaikkan suku bunga acuannya tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Frans Darwin Sinurat, analis valas dari Bank Century, memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak menguat. Hal ini terjadi seiring ekspektasi terkendalinya inflasi Juni 2009 di level 0,3%.
Menurutnya, bila inflasi terkendali, BI rate berpeluang turun. Namun jika inflasi tinggi dan suku bunga acuan belum bisa berubah, rupiah berpeluang melemah ke level 10.250.
"Namun saya yakin rupiah akan menguat ke level 10.150. Kalaupun melemah tidak akan melampaui 10.250,”.
Ia menuturkan, pelaku pasar masih wait and see terhadap pilpres. Akibatnya, pergerakan rupiah sejak kemarin tidak terlalu lebar antara 10.200 hingga 10.300 per dolar AS.
Menurutnya, rupiah berpeluang menguat pada pilpres 8 Juli, terutama bila pesta demokrasi ini berjalan aman dan lancar." Kalau semuanya berjalan aman dan mulus, rupiah bisa menembus level di bawah 10 ribu sangat terbuka lebar dan investor percaya untuk berinvestasi ke Indonesia," imbuhnya.

Kurs rupiah di pasar spot valas antarbank Jakarta, Selasa (30/6) menguat 80 poin terhadap dolar AS menjadi 10.205. Demikian pula nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya. Rupiah terhadap dolar Singapura menguat ke Rp7.063,34, atas dolar Hong Kong naik menjadi Rp1.318,03, terhadap dolar Australia melemah ke Rp8.303,26 dan atas Euro ditutup menguat ke level Rp14.426,13.

Sementara itu mata uang kawasan mendominasi penguatan terhadap dolar AS. Hanya dua mata uang yang yang melemah. Dolar Australia turun 0,54% menjadi 0.812 dan dolar New Zealand yang terkoreksi 0,22% terhadap dolar AS ke level 0.652.
Selebihnya mata uang kawasan menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,50% ke angka 95.577, dolar Hong Kong terangkat 0,0019% ke posisi 7.750, dolar Singapura terapresiasi 0,28% menjadi 1.447, dolar Taiwan terdongkrak 0,37% ke angka 32.812, won Korsel merangkak naik 0,94% ke level 1.273 per dolar AS.

Begitu juga dengan peso Filipina yang menanjak 0,37% ke posisi 48.120, rupee India merambat naik 0,33% menjadi 47.945, yuan China menguat 0,033% ke angka 6.831, ringgit Malaysia melambung 0,63% ke posisi 3.518, dan baht Thailand terkerek naik.

29 Juni 2009

Regional Menguat, Rupiah Ikutan
Rupiah sampai penutupan sore hari nanti cenderung bergerak di kisaran level 10.230-10.300.
Senin, 29 Juni 2009, 09:01 WIB


Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pukul 08.30 WIB menunjukkan penguatannya kembali terhadap dolar Amerika Serikat (US$), karena dibuka di kisaran level 10.230-10.350/US$.Pada penutupan Jumat, 26 Juni 2009, di pasar spot antarbank Jakarta, mata uang lokal itu tutup pada kisaran 10.290 per dolar AS. Sedangkan data kurs tengah mata uang asing Bank Indonesia, rupiah bercokol di level 10.130/US$.

Menurut Bayu Fadjar Aini dealer valas sebuah bank swasta ternama Jakarta, penguatan sebagian besar mata uang regional terhadap dolar AS seperti eur Eropa, gbp Inggris, dolar Australia dan Singapura, serta bath Thailand disinyalir menjadi pemicu penguatan rupiah pagi ini."Namun, saat ini rupiah berada di kisaran level 10.260-10.270/US$," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg, rupiah pukul 08.30 WIB, berada di posisi 10.215 per dolar AS.Bayu memperkirakan, mata uang rupiah pada siang sampai penutupan sore hari nanti cenderung bergerak di kisaran level 10.230-10.300/US$. Sebab, meski penguatan regional menjadi sentimen positif tapi masih tingginya permintaan korporasi terhadap dolar bisa melemahnya rupiah. "Biasa, akhir bulan permintaan naik," ujarnya.

Sementara itu, data proyeksi likuiditas Bank Indonesia pada pukul 08.30 WIB menunjukkan likuiditas di pasar domestik meningkat menjadi Rp 29,91 triliun dibandingkan posisi transaksi akhir pekan lalu di Rp 27,01 triliun.Namun, data instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo mencapai Rp 24,49 triliun, atau turun dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp 32,98 triliun.Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat menurun menjadi Rp 1,5 triliun dari transaksi akhir kemarin yang sebesar Rp 1,72 triliun.

Harga Minyak Naik Rupiah Bakal Tertekan

Minyak Berpotensi Tekan Rupiah
Natascha & Ahmad Munjin

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (29/6) ada peluang berbalik arah menguat. Namun, naiknya harga komoditas minyak mentah akan menahan pergerakan mata uang lokal ini.
Analis valas Tony Mariano mengatakan, potensi penguatan rupiah masih terbuka. Namun, pergerakan rupiah terhambat penguatan harga minyak mentah ke level US$ 71 per barel . “Rupiah akan bergerak di kisaran 10.150-10.200 per dolar AS,” katanya.

Rupiah pada perdagangan kemarin sempat menguat ke level 10.100 per dolar AS, seiring koreksi dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Hal ini terjadi terutama setelah euro dan poundsterling menguat serta positifnya bursa Wall Street didukung data pertumbuhan ekonomi yang membaik.

Tony menuturkan, minimnya sentimen positif di pasar, ditambah koreksi bursa AS, akan membuat rupiah bergerak naik turun di kisaran terbatas. Belum ada indikasi kuat The Fed akan menaikkan suku bunganya, sehingga dolar hanya akan keluar masuk dijadikan tempat parkir investasi. “Jadi setelah investor profit taking dari euro, akan masuk ke dolar, demikia sebaliknya,” ulasnya.

Adapun faktor dari dalam negeri tidak banyak mempengaruhi pergerakan rupiah. Hal ini karena investor masih wait and see mencermati pilpres. Namun, pertumbuhan ekonomi positif, inflasi yang terkontrol serta kebutuhan dolar domestik yang tidak terlalu banyak, membuka peluang rupiah menguat lebih lanjut. “Potensi upside rupiah masih besar,” imbuhnya.

Sedangkan Ricardo Simatupang, analis valas dari Bank Panin memprediksikan pergerakan rupiah hari ini akan relatif stabil cenderung menguat hingga tembus ke atas level 10.300 per dolar AS. ”Kisaran rupiah yang cukup realistis adalah 10.200-10.300 per dolar AS,” jelasnya.
Ia melanjutkan, menjelang pemilihan presiden 2009 akhir pekan ini, rupiah berpeluang menguat. Pasalnya, biasanya minat para pemilih sudah mulai mengerucut. Kalau memang kelihatannya posisi incumbent SBY lebih kuat, rupiah masih bisa menguat.

“Namun demikian, untuk hari ini cenderung akan stabil terlebih dahulu,” paparnya. Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (26/6) melemah 35 poin terhadap dolar AS menjadi 10.285. [E2]

26 Juni 2009

Rupiah Akhir Pekan Dua arah
Natascha & Ahmad Munjin

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (26/6) akan bergerak dua arah. Perkiraan penguatan dolar AS akan berusaha diimbangi dengan ekspektasi menguatnya indeks saham.
Pengamat valas Rosady TA Montol mengatakan, rupiah hari ini akan bergerak sideways. Mata uang lokal ini berpotensi tertekan atas ekspektasi pembalikan dolar AS. Namun, prediksi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menahan koreksi rupiah.
“Rupiah masih berada dalam range bound (bolak-balik) di kisaran 10.200-10.350 per dolar AS,” katanya.

Pada perdagangan kemarin, rupiah menguat akibat koreksi dolar AS. Namun, ia menilai, pelemahan ini dipicu profit taking investor setelah mata uang AS ini menguat cukup tajam, selain karena keputusan Bank Sentral AS mempertahankan bunga The Fed di level 0,25%. “Keputusan suku bunga ini membuat likuiditas dolar membanjir, sehingga dolar pun tertekan,” jelasnya.

Rosady menuturkan, ada sedikit pemicu penguatan rupiah dari lelang Surat Utang Negara (SUN) yang ditawarkan dengan yield tinggi. Menurutnya, penjualan SUN mengindikasikan adanya penyerapan likuiditas mata uang lokal di pasar.
Ada over subscribed yang diserap sebanyak Rp 2,2 triliun, dari penawaran yang masuk sebanyak Rp 6 triliun. “Hal ini berlanjut pada surutnya laju pelemahan rupiah,” imbuhnya.

Namun, masih ada keraguan apakah penawar berasal dari foreign fund atau peralihan dari pasar saham. Hal ini mengingat konversi dari dolar ke rupiah untuk membeli SUN tidak menimbulkan penguatan rupiah yang signifikan. “Kalau beli SUN pakai rupiah, dampaknya sangat kecil,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, bahwa BI akan mengawal rupiah di level psikologis 10.600. Hal ini terlihat dari pergerakan rupiah yang menguat lagi ketika mendekati level 10.600 per dolar AS. “Hal ini menimbulkan kepercayaan diri pasar sehingga berani berinvestasi,” katanya.

Ariston Tjendra, analis valuta asing dari Monex Investindo Futures memprediksikan rupiah hari ini akan melanjutkan penguatan. Terapresiasinya mata uang lokal ini seiring potensi penguatan bursa regional “Rupiah akan berada pada kisaran 10.300 hingga 10.100,” ulasnya.
Menurutnya, pergerakan rupiah cenderung menguat ke arah 10.100 per dolar AS karena level 10.400 merupakan level yang tidak cukup kuat untuk bertahan. “Selama dua hari terakhir level itu dicoba tapi tidak cukup kuat menahan pelemahan rupiah lebih lanjut,” ujarnya.

Kendati demikian, penguatan rupiah masih akan tertahan besarnya permintaan dolar AS oleh korporasi. Karena itu, lanjutnya, jika akhir pekan ini rupiah menyentuh level 10.100, maka pembelian dolar akan kembali marak hingga rupiah melemah. ”Jadi, rupiah kemungkinan ditutup pada level 10.200,” pungkasnya.

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (25/6) menguat 140 poin terhadap dolar AS menjadi 10.250. Demikian pula nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya. Rupiah terhadap dolar Singapura naik ke 7.055,15, atas dolar Hong Kong naik menjadi 1.327,08, terhadap dolar Australia menguat ke 8.200,75 dan atas euro ditutup menguat ke 14.341,40. [E2]

Rupiah Menguat Menuju 10.000

Rupiah Menguat Dekati 10.000/US$
Mata uang lokal tersebut pada siang sampai penutupan sore hari nanti cenderung menguat.
Jum'at, 26 Juni 2009, 08:38 WIB

Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pukul 08.10 WIB kembali menunjukkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (US$), karena sempat mendekati level 10.000/US$.Pada penutupan Kamis, 23 Juni 2009, di pasar spot antarbank Jakarta, mata uang lokal itu tutup pada kisaran 10.260-10.292 per dolar AS. Sedangkan data kurs tengah mata uang asing Bank Indonesia, rupiah bercokol di level 10.292/US$.

Menurut Tony Maryano, research valas PT Integral Investama Futures, pergerakan dolar AS yang tidak stabil dan cenderung melemah terhadap sebagian besar mata uang regional seperti yen Jepang, dolar Singapura, peso Philipina, dan bath Thailand dinilai menjadi pemicu penguatan rupiah pagi ini."Rupiah saat dibuka sempat mendekati level 10.000, karena bercokol di 10.085/US$," .

Sementara itu, berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg, rupiah pukul 08.10 WIB, berada di posisi 10.225 per dolar AS.Tony memperkirakan, pergerakan positif indeks Dow Jones dan bursa Asia yang diprediksi akan diikuti indeks domestik bakal mendorong mata uang rupiah pada siang sampai penutupan sore hari nanti cenderung menguat di kisaran level 10.150-10.250/US$.

Sementara itu, data proyeksi likuiditas Bank Indonesia pada pukul 08.30 WIB menunjukkan likuiditas di pasar domestik menurun menjadi Rp 28,14 triliun dibandingkan posisi transaksi kemarin di Rp 64,68 triliun.Data instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo juga mencapai Rp 32,98 triliun, atau turun dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp 65,21 triliun.

Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat meningkat menjadi Rp 1,5 triliun dari transaksi akhir kemarin yang sebesar Rp 1,42 triliun.